Jumat, 20 November 2009

SELAMAT MILAD I KAMMI PURWOREJO!!!


Refleksi I tahun KAMMI Purworejo, Menjadi Gerakan Kontributif

oleh : Agus Eko
(Ka. Dept. Kaderisasi KAMMI Purworejo 2009)

...Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan...

(QS 94:5,6)


....Ketika kesulitan datang padaku, aku tahu bahwa aku akan menemukan hal baru.....

Karen Armstrong

      Hari itu peristiwa bersejarah terjadi. Umar Al-Faruq sorang yang keras, tak kenal takut, tegap, tegas, dan kuat menyatakan ke-Islamannya dihadapan Rasulullah. Hatinya telah terpikat oleh ajaran yang disampaikan oleh Muhammad. Pesona Islam telah menyentuh fitrahnya sebagai seorang manusia. Dalam sirah digambarkan, sosok sahabat ini mempunyai fisik yang kuat, dan tegap. Dia pun terkenal sebagai ahli perang. Bahkan digambarkan, Umar pernah membuat empat makmum terjengkang karena bersinnya saat memeriksa shaf shalat. Begitu kuatnya beliau bahkan bersinnya saja dapat membuat orang terjatuh. Dan masuknya beliau dalam barisan muslimin membawa dampak yang besar. Aksi besar-besaran kaum Muslimin dimulai. Da'wah yang tadinya dilakukan secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam, kini dilakukan secara terang-terangan, show of force di Ka'bah, hijrah terang-terangan. “Bukankah kita berada di atas kebenaran? Bukankah mereka berada di atas kebathilan? Bukankah kalau kita menang kita masuk surga, sedang mereka masuk neraka?”. Itulah Umar, tak kenal takut. Konsekuensi dari da'wah secara terbuka ini adalah banyak sahabat dan pengikut Rasulullah yang mendapat siksa dari kaum Quraisy. Mereka mendapat intimidasi, hinaan, cacian, cambukan dari kaum kafir dan munafikin. Ada yang ditindih batu besar ditengah teriknya gurun pasir, ada yang dicambuk, ada yang disisir kepalanya dengan sisir besi dan ada yang disiksa dengan siksaan-siksaan lain yang begitu kejam dan biadab. Bahkan tidak hanya diri mereka yang mendapat siksa, orang-orang terdekat, dan orang tua mereka juga mendapat siksaan yang serupa. Tujuannya, agar mereka mau melepaskan keimanan mereka, meninggalkan Islam dan Rasulullah dan kembali kepada ajaran nenek moyang, menyembah Latta dan Uzza. Tapi, apa yang keluar dari bibir mereka? Bukan keluhan ataupun penyesalan. Dari bibir yang mulia tersebut justru semakin keras terdengar ”Allahu Akbar...Allahu Akbar!!!”. Setiap cambukan mengenai badan, bukan teriakan kesakitan yang keluar dari mulut mereka. Tapi, justru nama Allah, Dien yang terucap. Semakin keras dan banyak siksaan yang mereka terima, semakin kuat dan teguh juga keyakinan mereka kepada Tuhannya.


       Tak ada seorang pun yang mengatakan bahwa berjuang dijalan-Nya, menegakkan agama-Nya, menyebarkan indahnya Islam merupakan pekerjaan yang mudah. Ada kerja keras didalamnya. Ada pengorbanan dan keikhlasan yang mengiringinya. Ketika kita mentasbihkan diri untuk masuk mengambil bagian dalam kerja besar ini, maka kita harus menyadari bahwa bukan jalan lurus bertabur bunga yang akan kita temui. Tapi, kita akan menemui jalan penuh batu dan kerikil, duri dan angin besar yang akan menerpa tubuh kita. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan sambilan, side job, karena dibutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk menjalankannya. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan untuk mengisi waktu luang kita, karena kerja ini membutuhkan waktu dan perhatian kita. Tapi, yakinlah bahwa di ujung jalan berbatu ini kita akan menemukan sebuah cahaya yang membuat orang-orang didunia berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Cahaya itu adalah cahaya surga.


“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. “
(QS.3:104)

       KAMMI sebuah gerakan yang mentasbihkan diri sejak awal sebagai gerakan yang berjuang untuk menegakkan Islam. Sebuah gerakan yang didirikan dengan tujuan ikut ambil bagian dalam perjuangan Islam, maka harus menyadari bahwa kesulitan, masalah, intimidasi, ancaman, hinaan, bahkan mungkin siksaan akan menjadi ujian, menjadi warna dari perjuangan ini. Tapi bukan untuk membuat kita menyerah, bukan untuk membuat kita mundur atau bukan pula membuat kita menolak ambil bagian, namun segala masalah, kesulitan, intimidasi, atau siksaan itu justru akan menjadi penguat, akan menjadi alat untuk memperteguh keyakinan, mempertebal keimanan dan membuat kita semakin tegap mengangkat kepala, menantang angin yang menerpa. KAMMI harus tetap menjadi gerakan yang kontributif, penawar solusi, penegak panji-panji Islam hingga kemenangan Islam itu terwujud.


Terik matahari tak surutkan langkahmu....
deru hujan badai tak goyahkan azzammu....
raga kan terluka tak ciutkan nyalimu...
fatarmogana dunia tak silaukan pandangmu...
(Sang Murabbi, Izzatul Islam)

       Milad merupakan momentum yang tepat bagi kita, para aktivis da'wah, untuk bermuhasabah, intropeksi diri. Selama satu tahun ini, apa yang telah kita dapatkan? Apa yang telah kita sumbangkan untuk Islam, bangsa dan negara, atau masyarakat di sekitar kita? Apakah kita telah menjadi penawar solusi dari masalah atau justru kita yang menjadi biang masalah? Milad bukanlah acara tahunan yang diisi hanya dengan kumpul-kumpul atau makan-makan. Sejatinya, inilah momen yang tepat bagi kita untuk merefleksikan diri, menyadarkan diri kita bahwa ternyata masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari momen Milad I KAMMI ini, yakni menambah semangat da'wah kita dan memperteguh keyakinan kita pada Allah SWT, sehingga kita dengan lantang mengatakan, ”Saya bangga menjadi bagian dari perjuangan Islam”.


SELAMAT MILAD I KAMMI PURWOREJO!!!



0 komentar: